JURNAL PERCOBAAN 3 " Pembuatan Senyawa Organik Asam Asetil Salisilat (Aspirin) "
JURNAL
PRAKTIKUM
KIMIA
ORGANIK II
DISUSUN
OLEH :
NELY
FRISCA (A1C118036)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL, M. Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN
III
I.
JUDUL : Pembuatan Senyawa Organik Asam
Asetil Salisilat (Aspirin)
II.
HARI, TANGGAL : Kamis, 21 Oktober 2020
III. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Dapat
memahami cara pembuatan asam asetil salisilat dari bahan baku asam salisilat
dan asam asetat anhidrat.
2. Dapat
mengetahui dan memahami jenis reaksi pembuatan asam asetil salisilat.
IV. LANDASAN
TEORI
Asam
salisilat (o-hidroksi asam benzoat) merupakan senyawa bifungsional yaitu gugus
fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil. Dengan demikian asam salisilat
dapat berfungsi sebagai fenol (hidroksi benzena) dan juga berfungsi sebagai
asam benzoat. Baik sebagai asam maupun sebagai fenol, asam salisilat dapat
mengalami reaksi esterifikasi. Bila direaksikan dengan anhidrida asam akan
mengalami reaksi esterifikasi menghasilkan asam asetil salisilat (aspirin).
Apabila asam salisilat direaksikan dengan metanol (alkohol) juga mengalami
reaksi esterifikasi menghasilkan ester metil salisilat (Tim Kimia Organik 2,
2020).
Asam
salisilat memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk kristal kecil yang
memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 156°C.
Mudah larut dalam keadaan dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam
salisilat dapat menyublim tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi
karbondioksida dan fenol bila dipanaskan pada suhu 200°C. Asam salisilat
kebanyakan digunakan sebagai bahan obat-obatan dan intermediet pada pabrik obat
dan pabrik farmasi seperti aspirin dan beberapa turunannya (Kristian, 2007).
Pada
pembuatan aspirin, asam salisilat (o-hydroxybenzoic acid) berfungsi sebagai
alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Aspirin (asam asetil
salisilat) bersifat analgesic yang efektif sebagai penawar nyeri. Selain itu,
aspirin juga merupakan zat anti inflamasi untuk mengurangi sakit pada cedera
ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat
antipretik yang berfungsi sebagai obat penurun demam. Biasanya aspirin dijual
dalam bentuk garam natriumnya yaitu natrium asetil salisilat (Baysinger, 2004).
Asam
asetil salisilat bekerja sebagai analdesik antipiretik dengan menghambat
prostaglandin yang dibentuk dari metabolisme asam arakidonat dengan katalisator
enzim siklooksigenase. Asam asetil salisilat memiliki efek samping diantaranya
terhadap pernafasan dan saluran cerna yang dapat menyebabkan pendarahan lambung
berat. Alternatif untuk meningkatkan aktivitas analgesik-antipiretik asam
asetil salisilat serta menurunksn efek samping terus diupayakan. Modifikasi
struktur dari senyawa turunan asam salisilat dilakukan dengan mengubah gugus
karboksil melalui pembentukan garam, ester atau amida; modifikasi pada gugus
karboksil dan hidroksil; substitusi pada gugus hidroksil; memasukkan gugus
hidroksil atau gugus lain pada cincin aromatik atau dengan mengubah gugus
fungsional (Tamayanti, 2016).
Asam
asetil salisilat atau banyak dikenal sebagai aspirin adalah turunan salisilat
yang merupakan prototipe obat anti inflamasi non steroid. Aspirin dan NSAIDs
lainnya bekerja dengan cara menghambat siklooksigenase (COX ½) yang
mengakibatkan penurunan produksi prostaglandin. Berbeda dengan analgesik opioid
dan paracetamol, hal ini tidak hanya mengurangi nyeri, tetapi juga inflamasi
sehingga digunakan pada pengobatan berbagai kondisi akut dan kronik yang
menimbulkan nyeri dan inflamasi (Diyah, 2014).
V.
ALAT DAN BAHAN
5.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1. Erlenmeyer
100 ml
2. Batang
pengaduk
3. Gelas
kimia 500 ml
4. Pipet
tetes
5. Corong
Buchner
5.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1. Asam
salisilat
2. Anhidrida
asam
3. Ferriklorida
4. Asam
sulfat pekat
5. Piridin
6. Asetil
klorida
VI. PROSEDUR
KERJA
1. Larutkan
10 gram asam salisilat dalam 7 ml piridin di dalam erlenmeyer 100 ml.
2. Kemudian
dimasukkan 7,5 ml asetil klorida dengan meneteskan sedikit demi sedikit sambil dikocok. Karena reaksinya eksoterm,
maka labu selalu dicelupkan dalam air es atau dalam air dingin supaya hasil
reaksi selalu dibawah temperatur 50°C.
3. Direfluks
selama 5 menit dengan melengkapi labu dengan pendinginair dan dipanaskan diatas
penangas air.
4. Dituangkan
secara perlahan sambil diaduk ke dalam sebuah gelas piala yang berisi 300 ml
air dingin
5. Disaring
kristal aspirin atau cairan seperti minyak dengan corong Buchner.
6. Cuci
dengan air dingin, keringkan kristalnya dan periksa titik lelehnya.
7. Direkristalisasi
dengan melarutkan dalam campuran air dengan asam asetat dengan volume yang
sama.
8. Untuk
menghilangkan warna dapat ditambahkan karbon aktif, saring dalam keadaan panas.
Filtratnya dibiarkan dingin supaya terbentuk kristal aspirin.
9. Kristalkan
kembali kristal aspirin tadi ke dalam benzena. Keringkan kristal aspirin dan
periksa titik lelehnya.
Berikut
merupakan video mengenai pembuatan senyawa organik asam asetil salisilat (aspirin)
:
Pertanyaan
:
1. Mengapa
pada pembuatan aspirin dilakukan pemanasan pada suhu 50-60°C ? Apa yang terjadi
jika kita menaikkan suhu tersebut?
2. Reaksi
apa yang terjadi pada proses pembuatan asam asetil salisilat atau aspirin pada
percobaan ini ?
3. Mengapa
dalam proses pembuatan aspirin kita perlu menambahkan H2SO4 pekat?
Baiklah saya Muhamad Khoirul Abdillah (040) akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3
BalasHapusKarena pada pembuatan aspirin itu reaksinya berjalan lambat, maka digunakan katalisator asam sulfat pekat untuk mempercepat reaksinya
Baiklah saya Vika Seputri Nim A1C118086 akan mencoba menjawab permasalahan no. 2 menurut saya Reaksi yang akan terjadi adalah reaksi esterifikasi yang menghasilkan asam asetil salisilat atau aspirin yang apabila direaksikan dengan metanol juga mengalami reaksi esterifikasi yang menghasilkan metil salisilat atau minyak Gandapura.
BalasHapusTerimakasih 🙏
Saya susilawati (A1C118091) akan menjawab permasalahan n0 1. menurut saya itu tidak apa apa jika pemanasan suhu di naikan karena titik didih dari aspirin itu adala 135 derajat.
BalasHapus