LAPORAN PERCOBAAN 12 “ UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN “
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 12
“ UJI ASAM
AMINO DAN PROTEIN
“
DISUSUN
OLEH :
NELY FRISCA
(A1C118036)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL ,
M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
VII. Data Pengamatan
NO |
PERLAKUAN |
TUJUAN |
HASIL |
1. |
Disiapkan
4 tabung. Tabung 1 = fenilalanin, tabung 2 = alanin , tabung 3 = susu , tabung
4 = albumin |
Untuk
dilakukan uji biuret |
Tabung
1,2,4 = tidak berwarna. Tabung 3 = putih |
2. |
Di tetesin
dengan biuret |
- |
|
3. |
Lalu di
homogenkan |
Agar
terbentuknya warna hasil uji biuret |
Tabung 1
dan 2= tidak berwarna Tabung 3
dan 4 = berwarna ungu |
4. |
Dilakukan
pemanasan dengan dimasukan tabung 3 dan 4 ke dalam gelas kimia yang terdapat
air yang dipanaskan |
Untuk
mempercepat laju reaksi |
Tabung 3 =
berwarna coklat muda Tabung 4 =
berwarna coklat tua bagian atas , berwarna bening bagian bawah |
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan
dari video mengenai uji protein dan asam amino yaitu uji biuret untuk protein. Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan
peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan
adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui
ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang
terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan
dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. reaksi tersebut melapaskan
molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi. Makin
banyak atau makin penjang ikatan peptida dalam protein maka warna ungu akan
makin kuat intensitasnya. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida
mempengaruhi warna reaksi ini. Senyawa dengan dipeptida akan memberi warna
biru, tripeptida ungu, dan tetrapeptida serta peptida kompleks akan memberikan
warna merah. Senyawa kompleks yang dihasilkan berwarna ungu disebabkan karena terjadinya
reaksi reduksi dai Cu2+ menjadi Cu+, dikarenakan Cu+ ini tidak stabil maka
energinya tinggi sehingga terbentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
Pada
percobaan ini dilakukan uji terhadap fenilalanin (sampel 1), alanin (sampel 2),
susu (sampel 3), dan albumin (sampel 4). Reagen biuret yang digunakan pada
percobaan ini yaitu campuran larutan CuSO4 dan NaOH. Fungsi pereaksi NaOH dan CuSO4
adalah untuk membuat suasana larutan menjadi basa dan untuk menghasilkan
senyawa kompleks berwarna ungu. Langkah yang dilakukan yaitu masing-masing
sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditetesi reagen biuret. Dihasilkan tabung 1 dan 2 tidak berwarna, tabung 3 dan 4 berwarna ungu. Setelah itu dilakukan pemanasan
dengan dimasukan tabung 3 dan 4 ke dalam gelas kimia yang terdapat air yang
dipanaskan. Maka didapatkan tabung 3
berwarna coklat muda, tabung 4 berwarna coklat tua bagian atas dan berwarna bening bagian bawah. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan maka dapat diketahui susu dan albumin merupakan protein dan
mengandung ikatan peptida. Hal ini dibuktikan dengan berubahnya warna larutan
menjadi ungu setelah ditambahkan reagen biuret akan tetapi setelah pemanasan
warna larutan berubah menjadi coklat. Seharusnya pada uji biuret ini tidak
dilakukan pemanasan dikarenakan pereaksi pada reagen biuret mengandung CuSO4
yang apabila dipanaskan akan membentuk kristal dan jika dipanaskan maka ikatan
peptida akan rusak sehingga tidak dapat dideteksi.
IX. Pertanyaan Pasca
Praktikum
1.
Apa pengaruhnya
reagen biuret yang sudah berbentuk reagen dengan yang masih berbentuk
komponen-komponen CuSO4 dan NaOH pada uji biuret pada protein ini?
2.
Apakah reagen
biuret yang terdiri dari CuSO4 dan NaOH dapat digantikan dengan bahan lain? Berikan
contohnya.
3.
Mengapa setelah
pemanasan pada uji biuret didapatkan larutan berwarna coklat bukan berwarna ungu?
X. Kesimpulan
1.
Uji biuret
digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya
ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan
dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein.
2.
Hasil positif
pada uji biuret ini ditandai dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna ungu
yang disebabkan oleh terjadinya
reaksi reduksi dai Cu2+ menjadi Cu+, dikarenakan Cu+ ini tidak stabil maka
energinya tinggi sehingga terbentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
XI. Daftar
Pustaka
Kuchel, P., dan Ralston, G.B.,
2006, Scahum Easy Outlines Biokimia. Jakarta : Erlangga MC Graw Hill.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan
Konsumen. Jakarta : GramediaPustaka Utama
Witarto A., B., 2001, Protein
Engineering, Perannya dalam Bioindustri dan
Prospeknya di Indonesia, Department of Biotechnology (1-7). Jakarta : Erlangga
Tim Kimia Organik II. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.
Saya adinda Putri (008) akan menjawab permasalahan no 3 dimana warna coklat yang ditimbulkan menandai kurangnya ikatan peptida .Makin banyak atau makin penjang ikatan peptida dalam protein maka warna ungu akan makin kuat intensitasnya. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi ini. Terimakasih
BalasHapusSaya Lutfi Praidha (015) akan menjawab pertanyaan nomor 1. Pengaruh reagaen biuret yang masih dalm bentuk komponen CuSO4 pengaruhnya tidak terlalu besar, dikarenakan komponen itu termasuk ke dalam bahn pembuatan reagen biuret. Jadi bisa digunakan komlonennya saja atau bisa juga sudah berbentuk larutan biuret, perbedaannya nanti bisa dihasil yaitu menggunakn larutan biuret berkemungkinan lebih akurat.
BalasHapusTerimakasih
baiklah saya Palma Lubis akan mencoba menjawab permasalhan no 2 menurut saya tidak bisa karna dalam percobaan ini sudah ditentukan bahan yang digunakan walaupun ada yang mendekati mungkn hasilnya tdak akan sesuai dengan yang kita inginkan
BalasHapusTerimaksih mohon maaf jika ada kesalahan