JURNAL PERCOBAAN II "Pembuatan Senyawa Organik Asam Oksalat"

 JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

 

 



 

 

DISUSUN OLEH :

NELY FRISCA (A1C118036)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Si

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

 

PERCOBAAN II

       I.            Judul : Pembuatan Senyawa Organik Asam Oksalat

    II.            Hari, Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2020

 III.            Tujuan :

Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu :

1.  Dapat memahami cara pembuatan asam oksalat dengan zat organik yang memiliki berat molekul besar sebagai bahan dasarnya.

2.      Dapat memahami reaksi oksidasi dengan menggunakan suatu oksidator kuat.

3.      Dapat mengetahui sifat-sifat asam oksalat dan kegunaannya.

 

 IV.            Landasan Teori

Asam oksalat merupakan asam dikarboksilat yang mempunyai berat molekul rendah, berwujud padat, dan warna putih dengan titik leleh 189°C serta bentuk kristal piramida seabik. Asam oksalat akan mengurai menjadi asam formiat dan karbondioksida jika dipanaskan pada suhu diatas 175°C. Di laboratorium asam oksalat biasanya digunakan sebagai larutan standar pada titrasi. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pelapis besi. Asam oksalat dibuat melalui reaksi oksidasi dengan bahan baku gula pasir dan oksidator asam kuat (Tim Kimia Organik, 2020).

Sintesis asam oksalat pertama kali dilakukan pada tahun 1776 oleh Schleele melalui oksidasi gula dengan asam nitrat. Metode oksidasi dengan asam nitrat juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan berbagai bahan baku antara lain, sintesis asam oksalat dari batang rami dengan perolehan sebesar 25,4%, dari biomassa tebu diperoleh massa asam oksalat sebesar 4,606 gram, dari limbah sabut kelapa diperoleh massa asam oksalat sebesar 13,826 gram, dari sekam padi diperoleh yield sebesar 81% dan dari bahan baku padi diperoleh yield sebesar 79,9%. Penelitian terdahulu tersebut menggunakan limbah yang mengandung selulosa sebagai bahan baku pembuatan asam oksalat. Limbah yang mengandung selulosa di Indonesia saat ini sangat melimpah, antara lain pelepah kelapa sawit (Ambarita, 2015).

Asam oksalat merupakan senyawa asam dikarboksilat yang atom karbon (C) nya masing-masing mengikat satu gugus hidroksil. Asam ini mempunyai bentuk kristal rombis piramid, tak berwarna dana transparan, tidak berbau dan higroskopis. Asam oksalat mudah teroksidasi total oleh pengaruh panas yang tinggi sehingga terurai menjadi CO2 dan asam formiat. Asam oksalat dapat digunakan sebagai bahan peledak, pembuatan zat warna, krayon, industri lilin, tinta, bahan kimia dalam fotografi serta untuk keperluan analisis laboratorium. Pada industri logam, asam oksalat dipakai sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari korosif dan pembersih untuk radiator otomotif, metal. Pada bidang obat-obatan asam oksalat dapat dipakai sebagai haemostatik dan antiseptik luar (Febriaty, 2016).

Asam oksalat terbagi menjadi dua macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam oksalat anhidrat mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dan mempunyai melting point (titik leleh) 187°C. Sifat dari asam oksalat anhidrat antara lain tidak berbau, berwarna putih, dan tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenis asam oksalat yang mempunyai rumus bangun (C2H4O2.2H2O) dengan berat molekul 126,07 gr/mol dan melting point (titik leleh) 101,5°C dan mengandung 71,42% asam oksalat anhidrat dan 28,58% air. Mempunyai sifat tidak berbau dan dapat kehilangan molekul air apabila dipanaskan sampai suhu 100°C. Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam. Kedua bentuk asam oksalat tersebut terbaik dalam bahan nabati maupun hewani. Jumlah asam oksalat dalam tanaman lebih besar daripada hewan (Fessenden, 1992).

Pembuatan asam oksalat yang mengandung selulosa menggunakan beberapa tahapan seperti hidrolisis, filtrasi, pengendapan CaCl2, pengasaman dengan H2SO4, dan pengkristalan. Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi pembuatan asam oksalat yaitu konsentrasi pelarut, suhu, waktu, dan volume pelarut. Jika suhu suatu konstanta kecepatan reaksi semakin cepat tetapi apabila telah melebihi suhu optimumnya maka hasil dari asam oksalat yang akan didapatkan akan berkurang karena adanya glukosa yang pecah menjadi arang. Sedangkan waktu peleburan yang lama akan memperbesar kesempatan zat-zat pereaksi bersentuhan dan mengakibatkan asam oksalat yang diperoleh relative banyak. Asam oksalat ini merupakan bahan kimia yang banyak digunakan dalam industri kimia. Asam oksalat digunakan secara luas sebagai zat penetral atau sebagai zat pengasam, pemurni gliserol, penyamakan kulit, pembuatan zat warna, dan keperluan laboratorium (Ramadhani, 2017).

 

    V.            Alat dan Bahan

5.1  Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

1.      Labu dasar datar 750 ml

2.      Corong Buchner

3.      Corong gelas

4.      Gelas piala 500 ml

5.      Kasa, kaki tiga, bunsen

6.      Penangas

7.      Gelas ukur

8.      Termometer

9.      Pengaduk

 

5.2  Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

1.      Gula pasir 200 gr

2.      Asam nitrat pekat 100 ml

3.      Etanol

 

 VI.            Prosedur Kerja

1.      Masukkan 20 gr gula pasir ke dalam labu dasar datar berukuran 750 ml dan ditambahkan 100 ml asam nitrat pekat.

2.      Dipanaskan di atas penangas air perlahan-lahan sampai mendidih.

3.      Bila sudah timbul uap coklat NO2, angkat labu datar tadipindahkan ke atas balok kayu untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan, biarkan selama 15 menit.

4.      Tuangkan hasil reaksi ke dalam gelas piala berukuran 50 ml, labu dicuci dengan 20 ml air dingin dan air cucian dimasukkan ke dalam gelas piala yang lain, ditambahkan 20 ml asam nitrat pekat.

5.      Uapkan diatas penangas air sampai volume cairan tinggal 20 ml.

6.      Tambahkan 40 ml air ke dalam larutan yang tinggal 20 ml, kemudian diuapkan lagi sampai volume tinggal 20 ml.

7.      Dinginkan larutan ini dalam air es, kristal asam oksalat segera terbentuk.

8.      Saring kristal asam oksalat yang terbentuk dengan corong Buchner.

9.      Rekristalisasi asam oksalat yang diperoleh dengan melarutkan dalam air panas, dinginkan untuk mendapatkan kristal yang lebih murni.

10.  Saring, keringkan dan periksa titik lelehnya. Bila belum murni, maka murnikan lagi kristal asam okslaat dengan rekristalisasi dalam air panas.

 

Berikut merupakan vidio mengenai pembuatan senyawa asam oksalat :

https://youtu.be/5NrL1MZVnlk

 

Pertanyaan :

1.      Pada pembuatan asam oksalat dari gula, setelah ditambahkan asam nitrat maka dilakukan pemanasan. Apa tujuan dilakukan pemanasan tersebut?

2.      Mengapa pada saat pemanasan gula dan asam nitrat tersebut mengeluarkan asap?

3.   Dalam pembuatan asam oksalat mengapa kita harus melalui tahap rekristalisasi?

Komentar

  1. Assalamualaikum wr wb. Baiklah, saya Wiwit Rama Riska NIM A1C118022 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2 . pada saat pemanasan gula dan asam nitrat tersebut mengeluarkan asap, karena terjadi reaksi antara gula dan asam oksalat yang menghasilkan gas NO2 . terima kasih

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Mashita A1C118083 akan mencoba menjawab permasalahan no 1. Tujuan dilakukan pemanasan adalahi untuk menjenuhkan larutan yang terbentuk dan berfungsi untuk mendapatkan kristal asam oksalat yang benar-benar murni.

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Muhamad Khoirul Abdillah (040) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 dilakukan rekristalisasi untuk membersihkan atau membuang zat zat pengotor yang ada atau melekat pada kristal asam oksalat dan supaya kristal asam oksalat tersebut murni. karena akan menyebabkan ketidaktepatan pengujian titik leleh jika kristal asam oksalat tidak murni.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PERCOBAAN 5 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL “

JURNAL PERCOBAAN 12 “ UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN “

LAPORAN PERCOBAAN I "Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat"