JURNAL PERCOBAAN I " Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat "
JURNAL
PRAKTIKUM
KIMIA
ORGANIK II
DISUSUN
OLEH :
NELY
FRISCA (A1C118036)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL, M. Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN
I
I.
Judul : Pembuatan Senyawa Organik Asam
Pikrat
II.
Hari/ Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2020
III.
Tujuan : Adapun tujuan dalam percobaan
ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui dan memahami salah satu reaksi subtitusi elektrofilik pada senyawa
aromatik.
2. Untuk
mengetahui dan memahami sifat kearomatikan dari senyawa aromatik yang
tersubtitusi.
IV.
Landasan Teori
Senyawa aromatik adalah senyawa
hidrokarbon yang memiliki sifat-sifat yang mirip dengan sifat-sifat kimia dari
benzena. Senyawa hidrokarbon aromatik bila mengalami reaksi maka reaksi yang
akan dijalaninya cenderung reaksi subtitusi elektrofilik. Benzena yang
merupakan senyawa aromatik yang memiliki rumus molekul
Asam pikrat adalah senyawa kimia
yang mudah terbakar ketika dibasahi dengan lebih dari 30% air dan tergolong
sangat mudah meledak apabila kering dengan air kurang dari 30%. Asam ini tidak
cocok dengan keberadaan oksidator, agen pereduksi, garam anorganik, logam,
alkohol, dan albumin. Sifat bahan kimia ini sangat unik yakni dapat bersifat
eksplosive namun juga sensitif terhadap gangguan tiba-tiba, panas maupun
gesekan. Selain itu asam pikrat juga bersifat racun terhadap semua portal of
entry seperti melalui sistem inhalasi, pencernaan maupun kontak kulit. Asam
pikrat sangat reaktif terhadap berbagai bahan misalnya beton, amina, basa,
logam timah, seng, tembaga serta merkuri (Enri, 2010).
Prinsip reaksi pada pembuatan asam
pikrat adalah reaksi subtitusi elektrofilik. Reaksi subtitusi elektrofilik
adalah penggantian gugus
Asilasi elektrofilik secara umum
berlangsung dengan bantuan katalis asam Lewis. Dalam subtitusi elektrofilik,
subtituen yang telah ada dalam cincin mengarahkan elektrofilik yang akan masuk
pada posisi-posisi tertentu dan juga mempengaruhi laju reaksi substitusi. Ada
dua jenis subtituen, yang pertama gugus aktivasi membentuk produk –orto dan
–para. Kedua merupakan gugus deaktivasi membentuk produk –meta. Orientasi dan
laju substitusi elektrofilik pada fenol dan anisol mengarahkan pada posisi
–orto dan –para atau merupakan gugus pengaktivasi cincin (Retnoningrum, 2014).
Fenol mempunyai sifat keasaman yang
lebih besar daripada air dan alkohol. Data yang didapat menunjukkan keasaman
fenol kira-kira satu juta kali lebih asam dari pada alkohol. Kenyataannya beberapa
senyawa fenol seperti 2,4,6- trinitrofenol bahkan mempunyai keasaman lebih
besar daripada asam karboksilat. Fenol bersifat lebih asam dari alkohol karena
anion fenoksi distabilkan oleh adanya resonansi. Delokalisasi muatan negatif
pada orto dan para suatu cincin aromatik menarikkan kestabilan ion fenoksi
relatif terhadap fenol yang tidak terdisosiasi akibatnya Go fenoksi lebih
rendah (Riswiyanto, 2009).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1.
Labu dasar datar 1L
2.
Corong Buchner
3.
Corong Ǿ 7 cm
4.
Balok kayu 10 x 10 x 3
5.
Gelas piala 200 ml
6.
Penangas air
5.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1. 8
gr fenol
2. 10
ml asam sulfat pekat
3. 30
ml asam nitrat pekat
4. Air
VI.
Prosedur Kerja
1.
Masukkan 8 gr fenol kedalam labu dasar
datar berukuran 1 L.
2.
Tambahkan 10 ml asam sulfat pekat, lalu
kocok hingga timbul panas.
3.
Panaskan labu tersebut diatas penangas
air selama 30 menit, kemudian labu didinginkan di dalam air es
4.
Letakkan labu datar tersebut diatas
balok kayu berukuran 10 x 10 x 3
5.
Kemudian tambahkan 30 ml asam nitrat
pekat lalu kocok untuk beberapa menit.
6.
Campuran tadi didiamkan dan jangan
diganggu, biasanya akan terjadi reaksi dan uap coklat akan keluar dari dalam
labu.
7.
Panaskan campuran dalam labu diatas
penangas air selama 1,5 jam sambil dikocok.
8.
Jika pemanasan telah sempurna tambahkan
air 100 ml dan dinginkan labu didalam air es.
9. Saring kristal yang terbentuk dengan
corong Buchner kemudian cuci dengan air untuk menghilangkan asam-asam
anorganik.
10. Kristalkan kembali asam pikrat yang terbentuk
dalam 90 ml campuran etanol dan air dengan perbandingan (1:2) lalu diuapkan.
11. Selanjutnya didinginkan untuk mendapatkan
kristal asam pikrat yang berwarna dan diperiksa titik lelehnya.
Berikut merupakan video
mengenai pembuatan senyawa asam pikrat :
Pertanyaan :
1.
Apa fungsi dari penambahan asam nitrat
dalam percobaan ini?
2. Mengapa kita harus melakukan reaksi
disulfonasi terlebh dahulu pada pembuatan senyawa asam pikrat?
3.
Bagaimana fungsi pengocokan pada larutan
tersebut?
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..saya Adinda Putri dengan Nim A1C118008,saya akan menjawab permasalahan nomor 2 ,mengapa sulfonasi dilakukan terlebih dahulu dalam pembuatan senyawa asam pikrat ,Karena pada saat tahap sulfonasi gugus sulfonat mampu menarik atom H (pada fenol) saat elektron pada ikatan rangkap fenol terputus,sehingga terjadi subsitusi gugus sulfonat.
BalasHapusBaiklah nama saya Muhamad Khoirul Abdillah, NIM A1C118040 ingin mencoba menjawab permasalahan ke tiga, dari percobaan di atas, fungsi pengocokan adalah untuk mempercepat reaksinya
BalasHapusNama: Yupita Sri Rizki
BalasHapusNim:A1C18071
Disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari menurut saya fungsi dari penambahan asam nitrat dalam percobaan ini agar campuran fenol dengan asam sulfat pekat bereaksi sehingga dapat menyebabkan adanya asap hasil pengocokan larutan tersebu. Semoga bermanfaat.