JURNAL PERCOBAAN 6 “ SKRINNING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM “

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

“ SKRINNING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM “

 

 



 

 

DISUSUN OLEH :

NELY FRISCA (A1C118036)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Si

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

 

PERCOBAAN VI

       I.       Judul : Skrining Fitokimia Senyawa Bahan Alam

    II.       Hari/ Tanggal : Kamis, 19 November 2020

 III.       Tujuan : Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu :

1.      Dapat mengenal dan memahami teknik-teknik skrining fitokimia bahan alam

2.      Dapat mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrining fitokimia bahan alam.

3.      Dapat melakukan skrining fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan.

 

 IV.       Landasan Teori

Kandungan kimia yang terdapat pada makhluk hidup berdasarkan pada cara terbentuk dan fungsinya dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu : a) metabolit primer yang merupakansenyawa organik yang terlibat dalam proses metabolisme dalam makhluk hidup tersebut seperti karbohidrat, lipid, protein, dan asam-asam amino, b) metabolit sekunder yang merupakan hasil samping proses metabolisme seperti alkaloida, steroida/terpenoida, flavonoida, fenolik, kumarin, kuinon, saponin, tanin, lignan, dan glikosida, dll yang dikenal juga sebagai kimia bahan alam (Nature Product Chemistry) (Tim Kimia Organik II, 2020).

Skrining fitokimia merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui fitokimia tau bahan aktif yang merupakan metabolit sekunder pada tumbuhan. Bahan aktif ini berfungsi sebagai pertahanan diri tumbuhan terhadap lingkungan, penyakit dan serangan pemangsa. Beberapa metabolit sekunder diproduksi pada tahap dan jalur metabolisme yang berbeda. Sebelum dilakukan skrining fitokimia dilakukan ekstraksi dan maserasi. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif skrining fitokimia dengan menggunakan tes warna (Purwati, 2017).

Flavonoid merupakan senyawa golongan fenol terbesar yang senyawanya terdiri dari C6-C3-C6 dan sering dijumpai diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Flavonoid ini adalah senyawa fenol sehingga warnanya akan berubah bila ditambahkan basa atau amoniak. Terdapat 10 jenis flavonoid yaitu : antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavonon, dan isoflavon (Bhat, 2009).

Selain flavonoid ada juga senyawa lain yang termasuk kedalam metabolit sekunder yakni kuinon dan tanin. Kuino merupakan senyawa berwarna yang mempunyai kromor pada benzokuinon yang terdiri dari 2 gugus karbonil yang berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap karbon-karbon. Untuk tujuan identifikasi, kuinon dapat diubah menjadi 4 kelompok yaitu benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Sedangkan tanin adalah senyawa yang memiliki gugus hidroksi fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Terdapat pada daun, buah, dan batang. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam besi. Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer yang tidak larut dalam air (Gunawan, 2004).

Pada skrining fitokimia ini banyak dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi. Dimana metode ekstraksi ini adalah suatu metode yang digunakan untuk pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya. Ekstraksi juga diartikan sebagai teknik pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat didalam simplisia (Abdul, 2007).

 

    V.       Alat dan Bahan

 

5.1  Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1.      Erlenmeyer 250 ml

2.      Gelas Kimia 200 ml

3.      Lumpang

4.      Gelas ukur

5.      Tabung reaksi 20 bh

6.      Plat tetes

7.      Pipet tetes

8.      Corong gelas

 

5.2  Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1.      Pereaksi Dragendor

2.      Pereaksi Meyer

3.      Pereaksi Wagner

4.      Shinoda

5.      Kloroform

6.      Etanol

7.      Metanol

8.      Heksan

9.      NaOH padatan

10.  Iodine

11.  Brusin

12.  KI

 

 VI.       Prosedur Kerja

6.1  Pemeriksaan Alkaloida

1.      Sebanyak 2-4 gr  tumbuhan dihaluskan pada lumpang dengan menambahkan sedikit kloroform dan pasir bersih (silica), setelah bahan umbuhan sedikit halus, basahi dengan 10 ml kloroform, gerus lagi kemudian tambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi.

2.      Saring ke dalam tabung reaksi tambahkan 10 tetes larutan asam sulfat 2 N, dikocok, lapisan asam didekantasi dan dipindahkan ke dalam tiga tabung reaksi kecil dan masing-masing tabung tambahkan satu tetes pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf.

3.      Bila mengandung ada alkaloid, akan terbentuk endapan dimana tipe endapan yang terbentuk sangat tergantung pada jumlah alkaloid yang ada dalam simplisia sampel.

4.      Sebagai pembanding hasil pengujian, maka digunakan larutan alkaloid (brusin) dalam HCl 2 N.

 

6.2  Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid

1.      Dimasukkan simplisia tumbuhan 5 gr kering yang telah dirajang halus kedalam erlenmeyer 250 ml. Lalu tambahkan dengan 25 ml etanol dan diaduk-aduk.

2.      Panaskan diatas penangas air selama 10 menit (jangan menggunakan api langsung), dan saring dalam keadaan panas.

3.      Diuapkan filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau dengan menggunakan penangas air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol.

4.      Dititrasi ekstrak pekat etanol dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter ditempatkan dalam 2 lobang plat tetes dan biarkan kering.

5.      Ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat, diaduk dengan hati-hati.

6.      Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan amati perubahan warna yangterbentuk.

7.      Periksalah reaksi dengan menambahkan asam sulfat pekat pada lobang plat tetes yang satu lagi, amati warna yang terjadi. Kalau terbentuk warna yang sama sangat boleh jadi contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoida tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.

 

6.3  Pemeriksaan flavonoida

1.      Diekstrasksi 0,5 gr simplisia tumbuhan yang telah dihaluskan dengan 10 ml etanol panas selama 5 menit dalam tabung reaksi.

2.      Disaring hasil ekstrak dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium. Bila timbul warna merah tua, menandakan contoh mengandung flavonoid. Cara uji teknik shinoda (Mg+HCl).

3.      Cara lain pengujian flavonoid, dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10% . adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange merah.

 

6.4  Pemeriksaan Saponin

1.      Kedalam sebuah tabung reaksi dimasukkan lebih kurang 0,5 gr bahan tumbuhan yang diperiksa, tambahkan 10 ml air panas dan biarkan menjadi dingin kemudian dikocok selama 10 detik.

2.      Apabila pada perlakuan ini terbentuk busa yang stabil setinggi 1-10 cm selama 10 menit dan tidak hilang pada penambahan satu tetes asam klorida 2 N berarti tes saponin adalah positif.

3.      Sebagai pembanding kadar saponin dalam contoh yang digunakan tumbuhan lidah buaya (aloevera sp) dengan korelasi ukuran tinggi busa relatif terhadap kadar saponin berikut : lebih tinggi dari 4 cm (++++), 3-4 cm (+++), 2-3 cm (++), dan dibawah 1 cm (+).

 

6.5  Pemeriksaan Kuinon

1.      Simplisia tumbuhan di potong-potong halus, kemudian diekstraksi dengan eter.

2.      Kalau warna contoh uang diuji masuk ke dalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah kuinon.

 

6.6  Pemeriksaan Kumarin

1.      Ekstrak metanol atau ekstrak etanol dari simplisia tumbuhan dapat dideteksi keberadaan kumarinnya dengan cara ekstrak etanol atau metanol dari contoh di kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat : metanol (9:1) atau (8:2).

2.      Dibawah sinar ultraviolet gelombang panjang 360 nm kumarin biasanya akan berfloresensi biru dan kalau noda ini diberi uap ammonium akan terlihat noda yang berwarna kuning.

 

Berikut link video mengenai skrinning fitokimia senyawa bahan alam :

 https://youtu.be/CC3t67e2GsU

 

Pertanyaan :

1.      Pada percobaan ini digunakan asam sulfat dalam proses identifikasi steroid dan terpenoid, yang ingin saya tanyakan apa peran dari asam sulfat tersebut?

2.      Mengapa dalam melakukan skrinning fitokimia bahan alam menggunakan suatu simplisia suatu tumbuhan, apa kandungan dari penggunaan simplisia?

Mengapa pada uji flavonoid ditambahkan ekstrak etanol sebanyak 2 tetes? Apa fungsi ekstrak etanolpada pengujian ini?

Komentar

  1. Saya Bella Veronica (095) mencoba menjawab pertanyaan no.2 nah pada percobaan ini tentunya menggunakan simplisa tumbuhan karena ini merupakan praktikum dengan judul skrinning fitokimia bahan alam nah untuk kandungan di dalam simplisia tersebut itulah yang akan kita lakukan proses pengujian.

    BalasHapus
  2. saya susilawati 091 akan menjawab permasalahan no 3. fungsi ekstrak etanol pada pengujian ini yaitu sebagai pelarut pada sampel.

    BalasHapus
  3. Saya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 1 yaitu untuk menguji adanya atau tidak steroid dan terpenoid didalam sampel dengan memperhatikan warna yang terjadi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PERCOBAAN 12 “ UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN “

LAPORAN PERCOBAAN I "Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat"

JURNAL PERCOBAAN 5 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL “