JURNAL PERCOBAAN 9 “ ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (FLAVONOID) “

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

“ ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (FLAVONOID) “

 

 



 

 

DISUSUN OLEH :

NELY FRISCA (A1C118036)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Si

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

 

PERCOBAAN IX

       I.       Judul : Isolasi Senyawa Bahan Alam (flavonoid)

    II.       Hari/ Tanggal : Kamis, 26 November 2020

 III.       Tujuan : Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu :

1.      Dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya flavonoid.

2.      Dapat mengenal sifat-sifat kimia flavonoid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang spesifik.

 

 IV.       Landasan Teori

    Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon (Tim Kimia Organik II, 2020).

    Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan tinggi seperti bunga, daun, buah, kayu, akar, biji dan kulit kayu. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik (Feliana, 2018).

    Pengelompokkan flavonoid dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksilnya. Salah satu kelompok senyawa flavonoid adalah Quersetin yang memiliki lima gugus hidroksil yang mampu meredam radikal bebas DPPH (Marais, 2006).




    Flavonoid di alam sering dijumpai dalam bentuk glikosidanya. Apabila suatu senyawa terdapat banyak ikatan glikosidanya maka senyawa tersebut cenderung bersifat lebih polar. Sehingga pada proses ekstraksi , senyawa metabolit sekunder akan lebih terekstrak pada pelarut-pelarut polar, senyawa yang bekerja kurang spesifikkarena terikat dengan gugus gula dan pada proses pemisahan senyawa dengan KLT akan cenderung tertahanpada fase diamnya (Saifudin, 2006).

    Pemilihan pelarut yang tepat akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam terhadap pelarut tersebut. Secara umum pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder. Flavonoid mempunyai sejumlah gugus hidroksilsehingga merupakan senyawa polar (Darwis, 2000).

 

    V.       Alat dan Bahan

5.1  Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1.      Erlenmeyer 250 ml

2.      Gelas kimia 200 ml

3.      Lumpang

4.      Gelas ukur

5.      Tabung reaksi 20 buah

6.      Plat tetes

7.      Pipet tetes

8.      Corong gelas

 

5.2  Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

1.      Pereaksi Dragendrof

2.      Pereaksi Meyer

3.      Pereaksi Wagner

4.      Shinoda

5.      Kloroform

6.      Etanol

7.      Metanol

8.      Heksan

9.      NaOH padatan

10.  Iodine

11.  Brusin

12.  KI

 

 VI.       Prosedur Kerja

1.      Sebanyak 0,5 gr simplisia tumbuhan yang telah dihaluskan diekstraksi dengan 10 ml etanol panas selama 5 menit dalam tabung reaksi.

2.      Selanjutnya hasil ekstrak disaring dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium

3.      Bila timbul warna merah tua, menandakan contoh mengandung flavonoid (cara uji teknik Shinoda (Mg + HCl)).

4.      Cara lain pengujian flavonoid dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10%.

5.      Adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange merah.

6.      Sebagai pembanding untuk ukuran flavonoid dalam contoh tumbuhan digunakan sebutir kecil δ-ketekin yang dianggap (++) atau lagundi (+++) untuk jumlah kandungan flavonoid dalam simplisia.

Berikut link video mengenai isolasi senyawa bahan alam (flavonoid) :

https://youtu.be/uzeL1BIOxeU

 

Pertanyaan :

1.      Apa tujuan ditambahkan HCl pekat dan bubuk magnesium dalam percobaan ini?

2.      Apa saja tes yang digunakan untuk menguji flavonoid dan apa indikasi jika terdapat flavonoid pada sampel dalam percobaan ini?

3.      Mengapa setelah ekstrak etanol ditambahkan 2 teets NaOH jika terdapat flavonoid maka akan berubah warna menjadi kuning – orange merah?

 

Komentar

  1. Saya Lutfi Praidha dengan NIM 015 akan menjawab pertanyaan nomor 1. Jadi HCl dan Bubuk Magnesium disini merupakan bahan dari pembuatan reagen shinoda. Jadi bahan itu ditambahkan untuk mendeteksi adanya senyawa flavonoid dalm sampel.
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Saya Erik Surya Kurniawan NIM A1C118027 akan menjawab pertanyaan nomor 3. Ketika senyawa flavonoid direaksikan dengan NaOH makan akan terbentuk senyawa acetopenon dimana senyawa ini berwarna kuning sehingga apabila sampel mengandung flavonoid makan larutan akan berubah warna menjadi kuning-orange merah.

    BalasHapus
  3. Saya Risa Novalina Ginting (A1C118070) akan menjawab permasalahan no 2.
    Cara pengujian flavonoid dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10%.
    Pada percobaan ini pembentukan flavonoid jika ekstrak sampel terdapat
    senyawa flavonoid, maka setelah penambahan logam Mg dan HCl akan terbentuk
    garam flavilium berwarna merah atau jingga. Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PERCOBAAN 12 “ UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN “

JURNAL PERCOBAAN 12 “ UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN “

LAPORAN PERCOBAAN I "Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat"