JURNAL PERCOBAAN 10 “ISOLASI SENYAWA p-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR (Kaemferiam galanga L.)“
JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
“ISOLASI
SENYAWA p-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR (Kaemferiam galanga L.)“
DISUSUN
OLEH :
NELY
FRISCA (A1C118036)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL, M. Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN
X
I.
Judul : Isolasi Senyawa p-Metoksi
Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galanga L.)
II.
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 November 2020
III.
Tujuan : Adapun tujuan dalam percobaan
ini yaitu :
1. Dapat
menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya senyawa fenilpropanoid.
2. Dapat
mengenal sifat-sifat kimia fenilpropanoid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang
spesifik.
IV.
Landasan Teori
Kencur
(Kaemferiam galanga L.) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di kebun,
pekarangan, digunakan sebagai bumbu dapur dan termasuk salah satu tanaman obat
tradisional Indonesia. Senyawa kimia yang terkandung didalamnya antara lain :
etil p-metoksi sinamat, etil sinamat komponen yang utama, p-metoksistiren dll.
Kadar etil p-metoksinamat dalam kencur cukup tinggi bisa mencapai 10% karena
itu dengan mudah bisa diisolasi dai umbinya menggunakan pelarut petroleum atau
etanol (Tim Kimia Organik II : 2020).
Etil
p-metoksisinamat (EPMS) merupakan salah satu senyawa dari hasil isolasi dari
rimpang kencur, yang mana bahan dasarnya adalah senyawa tabir surya yaitu
pelindung kulit dari sengatan matahari. EPMS ini termasuk dalam golongan
senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang mengikat
etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ektraksinya dpat menggunakan
pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat,
methanol, air dan heksana. Dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan
yaitu kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus
memiliki kepolaran yang sama atau yang hamper sama ( Nurlita,2004).
Kandungan kimia dari rimpang kencur yaitu (1) etil
sinamat, (2) etil p-metoksisinamat, (3) p-metoksistiren (4) Karen, (5) borneol,
dan (6) paraffin.
Etil p-metoksi sinamat yang merupakan komponen utama
yang memiliki pusat-pusat reaktif yang potensial untuk reaksi kimia. Antara
lain ilatan rangkap terkonjugasi, cincin aromatic yang diaktifkan oleh gugus
metoksi dan gugus fungsi eter. Karenanya, dapat dilakukan beberapa reaksi
antara lain hidrolisa eter, demetilasi, transformasi eter menjadi gugus lain.
Khususnya untuk hidrolisa etil p-metoksi sinamat ini menghasilkan asam
p-metoksi sinamat. Sedangkan transformasi gugus eter dapat dilakukan melalui
halide asam yang jauh lebih reaktif untuk ditransformasikan menjadi gugus yang
ditargetkan
(Kumoro. 2015).
Rimpang kencur merupakan tanaman yang ternilai cukup
fungsi sehingga banyak dibudidayakan dan digunakan sebagai bumbu makanan atau
untuk pengobatan tradisional seperti jamu. Jika mengkonsumsi secara langsung
rimpang kencur dapat mengobati sariawan. Dimana kandungan zat aktif berupa
flavonoid, tannin, dan saponin dalam rimpang kencur memiliki sifat antijamur
yang dapat memberikan efek sinersi terhadap pertumbuhan jamur (Rahmi,
dkk. 2016).
Rimpang kencur mengandung beberapa senyawa seperti
minyak atsiri (2,5-4%), etil sinamat, dinamaldehid, evkalipazol, asam metal
p-kromat, etil ester dan etil p-metoksi sinamat. Etil p-metoksi sinamat
merupakan salah satu kandungan fitokimia utama dari tanaman rimpang kencur yang
biasa digunakan untuk kosmetik, menanam, insektisida dan obat. Reaksi
hidrolisis etil p-metoksi sinamat dilakukan dalam suasana basa. Reaksi
hidrolisis suatu ester dalam suasana basa dikenal pula dengan reaksi
saponifikasi. Mekanisme reaksi yang terjadi pada reaksi hidrolisis ester dalam
suasana basa adalah melalui tahap adisi-nukleofilik dari basa OH- terhadap
gugus karbonil yang membentuk intermediet tetrahedral. Reaksi pada tahap ini
biasanya berlangsung dengan lambat (Fareza, dkk. 2017).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1. Erlenmeyer
250 ml
2. Labu
bulat alas datar
3. Corong
biasa
4. Penangas
Air
5. Kertas
saring
6. Corong
Buchner
7. Evavorator
8. KLT
9. Alat
Ukur TI
5.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1. Kencur
yang bisa ditumbuk
2. Kloroform
3. Etanol
4. NaOH
5. Metanol
6. Asam
sulfat klorida
VI.
Prosedur Kerja
VII.
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat
a)
Dimasukkan serbuk kencur kedalam Erlenmeyer 250ml
b)
Direndam dengan 100ml klorofrom
c)
Dihangatkan pada penangas air sambil digoyang-goyang
d) Dibiarkan selama
setengah jam pada temperature kamar kemudian saring
e)
Dipisahkan residu kencur dan ulangi perkolasi sekali lagi menggunakan
pelarut dengan jumlah yang sama
f)
Diperoleh filtrate kemudian digabung dan dipekatkan dibawah tekanan rendah
(evavorator) sampai volume larutan kira-kira setengahnya
g)
Didinginkan larutan pekat dalam air es, padatan yang terbentuk disaring
dengan corong Buchner , filtrate dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua
setelah disaring digabung kemudian ditimbang
h)
Dihitung rendemennya! Reksistalisasi dilakukan dalam klorofrom.kemudian
diukur titik lelehnya dan bandingkan dengan literature (45-50ºC)
2. Pemeriksaan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
a) Dilarutkan
sampelkristal hasil isolasi dalam petroleum eter menggunakan kapiler ditotolkan
pada plat KLT ukuran 2x5 cm.
b) Digunakan etil
p-metoksi sinamatdan asam p-metoksi sinamat standar sebagai pembanding pada
jarak 0,5 cm dari bawah
c) Dimasukkan dalam
chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen kloroform , pengamatan bercak
dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV atau dimasukkan kedalam chamber
iodium
d) Dihitung rf-nya dan
dibandingkan dengan standar
VIII.
3. Pemeriksaan Spektroskopi Ultra Violet
a)
Dilarutkan Kristal hasil isolasi dalam methanol
b)
Dibuat spectrum ultra violetnya pada daerah panjang gelombang 200-300 nm
4. Pemeriksaan
Spektroskopi Infra Merah
a) Dibuat pellet Kristal hasil isolasi
dengan KBr kering
b) Dibuat
spectrum infra merahnya
Berikut link video mengenai pembuatan senyawa
organik asam benzoat dan benzil alkohol :
Pertanyaan :
1. Pada saat melakukan pemanasan dengan
penangas air terhadap campuran tersebut mengapa perlu dilakukan dengan
menggoyang-goyangkan campuran?apa tujuan dari penggoyangan tersebut
2. Mengapa pada saat proses isolasi p-metoksi sinamat dilakukan pemanasan yang suhunya tidak boleh lebih dari 60C?
Mengapa pada percobaan ini pada saan residu dipisahkan dilakukan perkolasi sebanyak dua kali?
1
Baiklah saya Mashita (083) akan mencoba menjawab permasalahan no 3
BalasHapusKarena metode perkolasi disini digunakan untuk penyaringan yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Terimakasih.
Saya akan mencoba menjawab no 1 menurut saya menggoyang kan campuran hampir sama dengan mengaduk suatu campuran yang tujuannya untuk mempercepat reaksi dari campuran tersebut
BalasHapusSaya Risa Novalina G (A1C118070) akan menjawab permasalahan no 2. Kenapa saat pemanasan suhu nya tidak boleh diatas 60c karena jika pemanasan dilakukan diatas suhu 60 itu sudah melebihi suhu titik didih nya.
BalasHapusMaaf jika jawaban saya ada kekeliruan terimakasih