JURNAL PERCOBAAN 11 “ UJI KARBOHIDRAT “
JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
“
UJI KARBOHIDRAT “
DISUSUN
OLEH :
NELY
FRISCA (A1C118036)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL, M. Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN
XI
I.
Judul : Uji Karbohidrat
II.
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 November 2020
III.
Tujuan : Adapun tujuan dalam percobaan
ini yaitu :
1. Dapat
mengenal beberapa karbohidrat yang lazim dan sifat fisisnya.
2. Dapat
mempelajari perbedaan pentinf sifat fisis dan kimia dari monisakarida,
disakarida, dan polisakarida.
3. Dapat
menghubungkan reaksi karbohidrat dengan kimiawi dasar dar gugus fungsinya.
4. Dapat
mempelajari beberapa reaksi karbohidrat yang penting dalam metabolisme.
IV.
Landasan Teori
Karbohidrat
didefinisikan sucara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n.
Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi atau
senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks. Karbohidrat yang
dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar,
batang, dan biji sebagai pati(amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan
hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar
diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Tim Kimia Organik II,
2020).
Karbohidrat
adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur utama yaitu karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya
membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya. Sehingga ada karbohidrat yang
masuk kelompok struktur sederhana seperti monosakarida dan disakarida dan
dengan struktur kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen, selulosa,
dan hemiselulosa. Analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas
reaksi-reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula
dalam asam-asam kuat dengan berbagai senyawa organik, sifat mereduksi dari
gugusan karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang berdekatan
(Kusbandari, 2015).
Hidrolisis
pati terdiri atas liquifikasi dan sakarifikasi. Likuifikasi merupakan proses
pencairan gel pati untuk memperoleh viskositas yang lebih rendah dengan cara
menghidrolisis pati menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana yaitu oligosakarida
atau dekstrin melalui bantuan enzim amilase. Analisis yang dilakukan adalah
secara kualitatif yaitu uji amilum, uji dekstrin, dan uji kandungan glukosa
(Benedict) serta secara kuantitatif dengan menganalisis nilai brix yang
dihasilkan selama waktu hidrolisis (Ratna, 2015).
Glikosida
adalah senyawa antara karbohidrat dan zzat nonkarbohidrat. Dalam senyawa ini
karbohidrat disebut glikon sedangkan nonkarbohidratnya disebut aglikon. Dari
segi pandang biologi glikosida berperan dalam tumbuhan dalam fungsi pengaturan-pengaturan,
perlindungan, dan kesehatan, sedangkan untuk manusia ada yang digunakan dalam
pengobatan. Glikosida dapat mengalamai hidrolisis oleh pengaruh asam mineral
ata enzim menjadi glikon dan aglikon penyusunnya (Sumardjo, 2009).
Polisakarida
adalah polimer yang tersusun atas sejumlah besar monosakarida yang bertautan
melalui ikatan glikosidik. Fungsi utamanya adalah sebagai komponen struktural
atau sebagai bentuk penyimpanan energi. Pada umumnya polisakarida mempunyai
molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan disakarida. Biasanya
tidak larut dalam air, dalam larutan biasa berbentuk koloid, serta tidak
mempunyai rasa manis. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Beberapa polisakarida yang penting adalah amilum, glikogen, dan
selulosa (Siwoyo, 2009).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1. Tabung
reaksi
2. Pipet
tetes
3. Pipet
volume
4. Bulb
(filler)
5. Kompor
listrik atau lampu alkohol (spiritus)
6. Pengaduk
kaca
7. Mortal
(lumpang)
8. Stopwatch
9. Gelas
kimia 100 dan 200 ml
10. Termometer
5.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu :
1. Glukosa
2. Sukrosa
3. Selulosa
(pati)
4. Asam
sulfat pekat
5. Asam
klorida
6. Natrium
hidroksida
7. Pereaksi
Molisch
8. Pereaksi
Benedict
9. Larutan
Iod
10. Pereaksi
Tollens
11. Pereaksi
Fehling (A dan B)
12. Pereaksi
Basa kuat
13. Pereaksi
Iod
14. Akuades
VI.
Prosedur Kerja
7.1 Uji Molisch
1.
Siapkan beberapa tabung reaksi yang
bersih
2.
Isi masing-masing tabung dengan 5 ml
larutan gula (glukosa,sukrosa, zat pati atau aelulosa dalam air).
3. Tambahkan
1 tetes pereaksi Molisch dan kocok
perlahan.
4. Miringkan
tabung dan tambahkan 5 ml asam sufat pekat dengan hari-hatidan perlahan-lahan
melalui dinding tabung.
5. Perhatikan
warna lingkaran yang terbentuk pada batas pertemuan dar dua lapisan cairan
dalam tabung (cincin merah atau violet).
6. Bila
campuran ini dikocok dan diencerkan dengan 5 ml air akan terbentuk warna ungu
tua.
7.2 Reaksi Glukosa
A.
Dengan pereaksi Fehling
1. Siapkan
tabung reaksi yang bersih.
2. Masukkan
2 ml larutan fehling A dan 2 ml larutan fehling B
3. Tambahkan
beberapa tetes larutan glukosa
4. Kocok
perlahan lalu masukkan tabung tersebut kedalam penangas air mendidih
B.
Dengan pereaksi Benedict
1. Siapkan
tabung reaksi yang bersih.
2. Masukkan
2 ml pereaksi Benedict
3. Tambahkan
beberapa tetes glukosa
4. Aduk
perlahan lalu masukkan tabung tersebut kedalam penangas air mendidih
C.
Dengan pereaksi Tollens
1. Siapkan
tabung reaksi yang bersih.
2. Masukkan
2 ml pereaksi Tollens
3. Tambahkan
beberapa tetes larutan glukosa
4. Kocok
perlahan lalu panaskan kedalam penangas air sampai terbentuk cermin perak pada
dinding tabung.
D.
Uji Iod
1. Masing-masing
sampel glukosa, sukrosa, selulosa (pati) dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak 5 ml
2. Tambahkan
larutan iod sebanyak 5 tetes dan amati perubahan warna pada larutan
E.
Dengan Basa Kuat
1. Siapkan
tabung reaksi yang bersih.
2. Masukkan
2 ml larutan glukosa 10% dan 0,5 ml NaOH 25%
3. Aduk
perlahan dan panaskan dalam air mendidih selama 5 menit.
F.
Reaksi Sukrosa
1. Larutkan
1,5 gr sukrosa dalam 200 ml air.
2. Lakukan
percobaan B (1,2,3,dan 4) dengan menggunakan sukrosa sebagai pengganti glukosa.
G.
Reaksi Laktosa
1. Larutkan
1,5 gr laktosa dalam 200 ml air.
2. Lakukan
percobaan B (1,2,3,dan 4) dengan menggunakan laktosa sebagai pengganti glukosa.
7.3 Reaksi Pati
1.
Gerus 0.5 gram pati dengan sedikat air
hingga terbentuk pasta dalam lumping(mortar)
2.
Pindahkan kedalam gelas piala, tambahkan
air, lakukan dekantasi sebanyak 3 kali dengan air sampai cairan diatas endapan
menjadi bening
3.
Pindahkan pati yang telah dicuci kedalam
gelas piala berisi 100 ml air mendidih sambil dikocok perlahan
4.
Dilakukan percobaan terhadap pati dengan
menggunakan pereaksi fehling, basa kuat, dan pereaksi iod.
5.
Gunakan 2 ml larutan suspensi zat pati
untuk setiap percobaan
7.4 Reaksi Pati yang Dihidrolisis
1.
Masukkan 10 ml larutan pati sisa
percobaan 3.3.3 diatas kedalam tabung reaksi bersih.
2.
Tambahkan 1 ml HCl pekat dan panaskan
perlahan dengan api kecil.
3.
Bila suhu mencapai 800°C teteskan
sedikit cairan pada larutan iodium dalam sebuah lempeng penguji warna.
4.
Pemanasan dilanjutkan sampai larutan
mendidih sambil setiap menit dilakukan uji warna.
5.
Lakukan uji ini 5 atau 6 kali atau
sampai tidak terjadi lagi perubahan warna larutan
6.
Amati dan catat setiap perubahan warna
serta menetralkan larutan zat pati yang telah dihidrolisis tadi dengan larutan
NaOH 10% kemudian lakukan uji menggunakan pereaksi Fehling.
Berikut link video
mengenai pembuatan senyawa organik asam benzoat dan benzil alkohol :
Pertanyaan :
1. Reaksi glukosa dengan pereaksi fehling akan menghasilkan warna apa? Mengapa demikian?
2. Pada reaksi pati dilakukan proses dekantasi. Apa fungsi dilakukannya proses tersebut?
3. Reaksi glukosa dengan pereaksi benedict akan menghasilkan warna apa? Mengapa demikian?
Saya Lutfi Praidha dengan NIM 015 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Proses dekantasi berfungsi untuk memisahkan zat cair dengan oadat ataupun zat cair dengan cair supaya tidak tercampur. Terimakasih
BalasHapusSaya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 3
BalasHapusWarna yang dihasilkan merah bata karena prinsip yang digunakan pada ini berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata
saya susilawati 091 akan menjawab permasalahan no 1, Reaksi glukosa dengan pereaksi fehling akan menghasilkan warna uji positif pada amilum ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning bening pada amilum.
BalasHapus