LAPORAN PERCOBAAN 11 “ UJI KARBOHIDRAT “

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN  11

UJI KARBOHIDRAT

 

 



 

DISUSUN OLEH :

NELY FRISCA

(A1C118036)

 

 

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. SYAMSURIZAL , M.Si

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

 

VII. Data Pengamatan

7.1 Uji Molish

NO

PERLAKUAN

TUJUAN

HASIL

1.  

Digerus masing-masing bahan (1.terasi  ,2. Otot bandeng ,3. Ikan bandeng 4. Ikan rebus ) dengan menggunakan mortal lalu ditambahkan air aquades

Tujuan menggunakan mortal untuk  memperhalus sampel.

Tujuan diberikan aquades untuk melarutkan sampel.

1.    Gelas kimia 1 Sampel berwarna  coklat susu.

2.    Gelas kimia 2 sampel berwarna bening

3.    Gelas kimia 3 sampel berwarna coklat gelap

4.    Gelas kimia 4 sampel berwarna keruh

2.  

Dimasukan masng masing sampel kedalam tabung reaksi sebnayak 15 tetes , setelah itu masing-masing sampel dimasukan pereaksi molish sebanyak 3 tetes aduk hingga rata .

Pereaksi molish bertujuan untuk menunjukkan adanya karbohidrat.

1.    Tabung reaksi 1 sampel berwarna ungu

2.    Tbaung reaksi 2 sampel berwarna ungu

3.    Tabung reaksi 3 sampel berwarna coklat gelap

4.    Tabung reaksi 4 sampel berwarna kuning gelap.

3.

Kemudian tambahkan masing-masing sampel H2SO4 sebanyak 1 ml .

Tujuan diberi asam sulfat akan menghidrasi karbohidrat membentuk furfural ,alfa naftanol bereaksi dengan furfural yang akan membentuk senyawa ungu.

1.    Tabung reaksi 1 tebentuk cicin ungu .

2.    Tabung reaksi 2 terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna ung dan lapisan bawah berwarna kuning , dan terdapat bentuk cicin yang menaddakan karbohidrat.

3.    Tabung reaksi 3 terbentuk 3 lapisan . lapisan atas berwarna coklat keruh lapisan tengah ungu,lapisan bawah berwarna bening.

4.    Tabung reaksi 4 terbentuk 3 lapisan lapisan bawah berwarna bening ,lapisan tengah berwarna  dan lapisan atas berwarna coklat gelap.

 

 

7.2 Uji Iodium

No

Perlakuan

Tujuan

Hasil

1

Disiapkan 5 tabung reaksi dan dimasukkan masing-masing sampel sebanyak 5 ml.

1. amilum

2. glukosa

3. laktosa

4. sukrosa

5. fruktosa

Untuk memudahkan menguji sampel tersebut ada tidaknya karbohidrat

1.    Tabung reaksi 1 (amilum berwarna bening )

2.    Tabung reaksi 2 ( glukosa berwarna bening )

3.    Tabung reaksi 3 (laktosa berwarna bening )

4.    Tabung reaksi 4 (sukrosa berwarna bening )

5.    Tabung reaksi 5 (fruktosa berwarna bening )

2

Kemudian ditambahkan larutan iodin sebanyak 3 tetes ke dalam  masing-masing sampel, lalu diaduk

Larutan iodin bertujuan untuk menunjukkan adanya karbohidrat

1.    Tabung reaksi 1 (amilum berwarna ungu pekat)

2.    Tabung reaksi 2 (glukosa berwarna kuning bening )

3.    Tabung reaksi 3 (laktosa berwarna kuning keemasan )

4.    Tabung reaksi 4 (sukrosa berwarna kuning keemasan )

5.    Tabung reaksi 5 (Fruktosa berwarna kuning keemasan )

7.3 Uji Benedict

No

Perlakuan

Tujuan

Hasil

1.

Disiapkan 2 tabung reaksi yang masing-masing dimasukkan dengan benedict  ± 3 ml

Untuk persiapan pengujian benedict

Larutan benedict berwarna biru

2.

- Tabung 1 ditambahkan pereaksi glukosa ± sebanyak 1 ml

- Tabung 2 ditambahkan pereaksi Gom Arap ± sebanyak 1 ml

Untuk mengetahui golongan karbohidrat yang dapat mereduksi

-Tabung 1 : larutan berwarna biru muda

-Tabung 2 : larutan berwarna biru muda

3.

Kemudian dimasukkan tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2 ke penangas air ± selama 5 menit

Untuk menguji keberadaan pereduksi dalam sampel

Untuk mempercepat terjadinya reaksi sehingga akan cepat mengalami perubahan warna

-Tabung reaksi 1 : larutan berwarna merah bata

-Tabung reaksi 2 : tidak terjadi perubahan warna (larutan tetap berwarna biru muda)

 

VIII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan uji karbohidrat. Macam-macam karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari kita terdapat 3 macam,yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida terdiri dari glukoa,fraktosa, dan galaktosa. Oligosakarida terdiri dari sukrosa, laktosa, dan maltose.Sedangkan polisakarida terdiri dari banyak karbohidrat salah satunya amilum/pati. Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap vidio uji karbohidrat antara lain uji Molish, uji iodium, dan uji Benedict.

8.1 Uji Molish

Prinsip dari uji molisch ini adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan alfa naftol yang akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dimana asam sulfat berfungsi sebagai pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen kondensasi. Uji positif dari uji ini adalah terbentuknya cincin berwarna ungu. Uji molisch ini sendiri adalah untuk menguji kandungan karbohidrat pada suatu sampel, jadi semua sampel yang mengandung karbohidrat hasil ujinya positif (Soendoro, 2005).

Mekanisme dari reaksi ini adalah karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi hidroksi-multifurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dimana monosakarida akan bereaksi lebih cepat daripada disakarida dan polisakarida karena pada monosakarida langsung bisa mengalami dehidrasi dengan asam sulfat membentuk furfural, sementara pada disakarida harus diubah dahulu menjadi monosakarida baru bisa dihidrolisis oleh asam sulfat membentuk furfural (Soendoro, 2005).

            Reaksi yang terjadi adalah


Uji Molish pada percobaan ini dilakukan pada sampel 1.terasi, 2. Otot banden, 3. Ikan bandeng, 4. Ikan rebus. Masing-masing sampel digerus dengan menggunakan mortal lalu ditambahkan air aquades. Kemudian dimasukan masng masing sampel kedalam tabung reaksi sebnayak 15 tetes , setelah itu masing-masing sampel dimasukan pereaksi molish sebanyak 3 tetes aduk hingga rata. Kemudian tambahkan masing-masing sampel H2SO4 sebanyak 1 ml. Hasilnya Tabung reaksi 1 tebentuk cicin ungu, Tabung reaksi 2 terbentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna ung dan lapisan bawah berwarna kuning , dan terdapat bentuk cicin yang menaddakan karbohidrat, Tabung reaksi 3 terbentuk 3 lapisan (lapisan atas berwarna coklat keruh lapisan tengah ungu,lapisan bawah berwarna bening), Tabung reaksi 4 terbentuk 3 lapisan lapisan bawah berwarna bening ,lapisan tengah berwarna  dan lapisan atas berwarna coklat gelap. Warna ungu yang terbentuk pada ketiga sampel tersebut disebabkan oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu. Dapat disimpulkan bahawa terasi, otot bandeng, ikan bandeng dan ikan rebus mengandung karbohidrat.

 

8.2 Uji Iodium

Pada prinsipnya, uji iodium ini digunakan untuk memisahkan amilum dan pati yang terkandung dalam larutan tersebut. Reaksinya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan merupakan hasil dari ikatan kompleks anatara amilum dengan iodin. Adapun reaksi yang berlangsung sebagai berikut



Adapun langkahnya yaitu Disiapkan 5 tabung reaksi dan dimasukkan masing-masing sampel amilum, glukosa, laktosa, sukrosa, fruktosa) sebanyak 5 ml. Kemudian ditambahkan larutan iodin sebanyak 3 tetes ke dalam  masing-masing sampel, lalu diaduk. Hasilnya yaitu Tabung reaksi 1 (amilum berwarna ungu pekat), Tabung reaksi 2 (glukosa berwarna kuning bening ), Tabung reaksi 3 (laktosa berwarna kuning keemasan ), Tabung reaksi 4 (sukrosa berwarna kuning keemasan ), Tabung reaksi 5 (Fruktosa berwarna kuning keemasan ). Maka dapat disimpulkan uji positif pada amilum ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu pada amilum.

 

8.3 Uji Benedict

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak.


Adapun langkahnya disiapkan 2 tabung reaksi yang masing-masing dimasukkan dengan benedict  ± 3 ml. Tabung 1 ditambahkan pereaksi glukosa ± sebanyak 1 ml. Tabung 2 ditambahkan pereaksi Gom Arap ± sebanyak 1 ml. Kemudian dimasukkan tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2 ke penangas air ± selama 5 menit. Hasilnya Tabung reaksi 1 : larutan berwarna merah bata, Tabung reaksi 2 : tidak terjadi perubahan warna (larutan tetap berwarna biru muda). Maka dapat disimpulkan bahwa yang mempunyai gula pereduksi yaitu glukosa ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi merah bata.

 

IX. Pertanyaan Pasca Praktikum

1.      Pada uji Molish hasil positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu. Mengapa bisa terbentuk cincin ungu tersebut?

2.      Pada uji Iodium, larutan iod dapat diganti dengan betadine. Mengapa bisa larutan iod dapat diganti dengan betadine?

3.      Pada uji Benedict mengapa hanya sampel yang mengandung gula pereduksi yang bisa terjadi perubahan warna menjadi merah bata ?

X. Kesimpulan

Dari percobaan tersebut maka dapat disimpulkan :

1.      Pada uji molish hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu. Prinsip dari uji molisch ini adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan alfa naftol yang akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.

2.      Pada uji iodium digunakan untuk memisahkan amilum dan pati yang terkandung dalam larutan tersebut. Reaksinya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. 

3.      Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel.

XI. Daftar Pustaka

Kusbandari. 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung dan Pati Umbi Ganyong. Jurnak Pharmaciana. Vol. 5 No. 1

Ratna. 2015. Pembuatan Gula Cair dari Pati Singkong Dengan Menggunakan Hidrolisis Enzimatis. Jurnal Fluida. Vol 11 No. 2

Siswoyo. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mhasiswa. Bandung : ITB Press.

Tim Kimia Organik II. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.

 

Komentar

  1. Saya Lutfi Praidha dengan NIM 015 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Untuk memperoleh larutan iodin bisa menggunakan betadine dikarenakan di dalam betadine jug terdapat iodin. Jadi betadine ini bisa menjadi alternatif jikalau tidak memiliki larutan iodin. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Saya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan 3
    Karena gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa di urai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida yang karakteristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict

    BalasHapus
  3. saya susilawati 091 akan menjawab permasalahan no 1, terjadinya warna unggu karena sampel di tambahkan dengan larutan iodin maka terpisah uji positif pada amilum ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu pada amilum.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PERCOBAAN 5 “ PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL “

JURNAL PERCOBAAN 12 “ UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN “

LAPORAN PERCOBAAN I "Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat"