LAPORAN PERCOBAAN 13 “ UJI LEMAK “
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 13
“ UJI LEMAK “
DISUSUN
OLEH :
NELY FRISCA
(A1C118036)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL ,
M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
VII. Data Pengamatan
NO |
PERLAKUAN |
TUJUAN |
HASIL |
1. |
Pada
tabung reaksi 1, dimasukkan 5 tetes minyak ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah 2 ml aquades. Lalu dikocok tabung reaksi selama 1 menit |
Untuk
mengetahui adanya emulsi pada lemak |
larutan berwarna putih keruh |
2. |
Pada tabung reaksi 2, dimasukkan 5 tetes minyak
kedalam tabung reaksi, kemudian ditambah larutan sabun sebanyak 2 ml. Kemudian dikocok selama 1 menit. |
larutan
berwarna putih susu. |
|
3. |
Pada tabung teaksi 3, dimasukan 5 tetes minyak,
kemudian tambahkan putih
telur sebanyak 2ml, lalu di kocok selama 1 menit. |
larutan berwarna putih kekuningan di bagian bawah
dan putih susu di bagian atas. |
|
4. |
Pada tabung reaksi 3, dimasukkan 5 tetes minyak,
kemudian tambahkan santan sebanyak 2ml. Kemudian
dikocok selama 1 menit |
larutan berwarna putih susu. |
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini
dilakukan pengamatan dari video mengenai uji lemak yaitu pembentukan emulsi
pada lemak. Emulsi adalah salah satu
campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampur atau tidak homogen,
seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi
yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula diartikan sebagai dispersi atau
suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling
melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi
yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Pada pengamatan yang dilakukan
pada tabung I yang diisi dengan 5 tetes minyak lalu ditambahkan 2 ml aquades dan dikocok selama 1 menit. Terbentuk larutan berwarna putih keruh berarti emulsinya tidak stabil atau dengan kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut (tidak menyatu), larutan
mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji
sehingga kondisinya tidak stabil.
Pada tabung II yang diisi dengan 5 tetes minyak lalu ditambahkan 2 ml larutan sabun dan dikocok selama 1 menit. Terbentuk larutan berwarna putih susu berarti emulsinya stabil atau dengan kata lain bahwa
kedua cairan ini larut (menyatu), karena sabun merupakan larutan yang bersifat
basa sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak. Larutan mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji
sehingga kondisinya stabil.
Pada tabung III yang diisi dengan 5 tetes minyak lalu ditambahkan 2 ml putih telur dan dikocok selama 1 menit. Terbentuk larutan berwarna putih kekuningan di bagian bawah dan
putih susu di bagian atas. Pada campuran ini minyak dan putih telur tidak saling menyatu dikarenakan
perbedaan polaritas larutan. Minyak termasuk senyawa non polar dan putih telur
termasuk senyawa polar sehingga campuran minyak dan putih telur tidak saling
menyatu.
Pada tabung IV yang diisi dengan 5 tetes minyak lalu ditambahkan 2 ml santan dan dikocok selama 1 menit. Terbentuk larutan berwarna putih susu susu berarti emulsinya stabil atau dengan kata lain bahwa kedua cairan ini larut (menyatu), larutan mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji
sehingga kondisinya stabil.
IX. Pertanyaan Pasca
Praktikum
1.
Pada uji lemak ini
apa pengaruhnya jika pengocokan yang dilakukan kurang dari 1 menit?
2.
Mengapa pada
percobaan ini kedua larutan tidak dapat saling bercampur? Berikan contohnya.
3.
Faktor apa saja yang
mempengaruhi kestabilan emulsi? Jelaskan.
X. Kesimpulan
1.
Emulsi dapat diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil
suatu cairan lain yang keduanya tidak saling
melarutkan.
2.
Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan suatu zat pengemulsi
yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
3.
Larutan yang tidak saling menyatu disebabkan oleh
perbedaan polaritas dari masing-masing larutan tersebut.
XI. Daftar
Pustaka
Oktaviana, N. D., 2009. Hubungan Lamanya Pemanasan
dengan Kerusakan Minyak Goreng Ditinjau dari Bilangan Polisakarida. Jurnal
Biokimia. Vol. 1 (1): 31-35.
Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
Terhadap Kesehatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2 (4) : 154 160.
Sistiawan, W. 2011. Modul Praktikum Biokimia.
Sukabumi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Tuminah, S., 2010. Efek Perbedaan Sumber dan Struktur
Kimia Asam Lemak Jenuh Terhadap Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan.
Vol. 38 (1): 43-51
Tim Kimia Organik II. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.
Baiklah saya Mashita (083) akan mencoba menjawab permasalahan no 1
BalasHapusSemakin lama waktu pengadukan semakin rendahnya kadar asam lemak bebas minyak dan busa yang terbentuk, sehingga reaksi antara asam lemak bebas minyak dengan sampel yang menandakan emulsi yang terbentuk semakin banyak. Terimakasih
Baiklah saya Vika Seputri (A1C118086) akan mencoba menjawab permasalahan no. 3 faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yaitu sebagai berikut :
BalasHapusA. Bentuk emulsi
B. Jenis emulsifier yang digunakan.
C. Distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak bercampur.
D. Tegangan permukaan.
Terimakasih 🙏
saya akan menjawab permasalahan no 2, karena terdapat 2 lapisan endapan yang tidak dapat menyatu yaitu antara endapan minyak dan endapan sampel.
BalasHapus